Selasa, 30 Mei 2017

Literasi Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar

Literasi artinya Melek  (keterpahaman)

Strategi Membangun Budaya Literasi di Sekolah

  1. Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi
  2. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif
  3. Mengupayakan warga sekolah mendukung sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat

Tahapan Pelaksanaan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar

  1.  Pembiasaan yaitu Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca        (Permendikbud 23/2015)richdunfive@gmail.com
  2. Pengembangan Yaitu Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan atau media pembelajaran lain 
  3. Pembelajaran Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran: menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran

Siswa Sedang Asyik Membaca Di Ruang Perpustakaan 

Siswa Sedang asik Membaca 

FOKUS KECAKAPAN LITERASI DI SD

I.     Literasi Dasar 
  • Peserta didik mampu menyimak informasi yang dibacakan dan memahami maknanya dengan tepat.
  • Peserta didik menguasai pengetahuan huruf untuk dapat mengeja bacaan dengan memahami maknanya.
  • Peserta didik mampu membaca nyaring teks bacaan dengan ketepatan irama, intonasi, dan pelafalan bunyi yang tepat.
  • Peserta didik mampu menerapkan strategi memahami kosakata baru.
  • Peserta didik mampu menceritakan pemahaman dan tanggapannya terhadap isi bacaan.

II.       Literasi Informasi

  1. Peserta didik mampu memahami bahwa bacaan adalah buah karya/buah pikir yang perlu dihargai.
  2. Peserta didik mampu memahami isi bacaan secara efektif dengan mengenali struktur teks bacaan, fitur yang terdapat pada bacaan, memilah informasi dan mengkategorikan konten bacaan
  3. Peserta didik mampu menganalisis konten bacaan sesuai tema pembelajaran dengan menggunakan pengalaman, pengetahuan latar mereka, serta informasi dari bacaan lain yang relevan.
  4. Peserta didik mampu mengevaluasi dan menilai akurasi konten bacaan.

III.       Literasi Sains dan Matematika
  1. Memahami persoalan sains dan mampu berpikir dengan kerangka sistematika ilmiah dalam memecahkannya.
  2. Memahami persoalan matematika dalam kerangka teoretis yang relevan.
  3. Mengaplikasikan formula matematis untuk memecahkan problem yang relevan.
  4. Mengaplikasikan secara konkrit cara berpikir saintifik dan logika matematik dalam kehidupan sehari-hari.

Strategi Literasi Dalam Pembelajaran
1.    Sebelum Membaca/Pembelajaran
          Memahami tujuan pembelajaran
          Mendiskusikan materi pembelajaran melalui media pembelajaran yang menyenangkan (buku pengayaan, cerita/dongeng guru, materi audiovisual, dll)
2.    Selama Membaca/Pembelajaran
          Mengidentifikasi kata-kata sulit
          Membuat inferensi
          Membuat pertanyaan
          Memahami simbol visual
3.    Setelah Membaca/Belajar
          Membuat ringkasan/menceritakan materi pelajaran dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
          Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran



Strategi literasi dalam pembelajaran perlu diperkuat melalui beragam model pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman terhadap teks bacaan dan meningkatkan kemampuan berpikir tinggi siswa (HOTS).
                                                                                                                                                  
"Semakin banyak yang Anda baca, semakin banyak hal yang akan Anda ketahui. Semakin banyak Anda belajar, semakin banyak tempat yang akan Anda kunjungi" 

TINGKAT STRES ANAK YANG HARUS DIKETAHUI OLEH GURU DAN ORANG TUA





Menurut David Elkind kehidupan anak-anak setiap hari dipenuhi akan stres (tekanan, ketegangan) yang harus diketahui oleh guru dan orang tua. Mulai dari stres ringan hingga stres berat yang mengkhawatirkan. Rentang stres digambarkan Elkind lewat “Stress Test for Children Key” yang memuat 44 jenis stres dengan skoring nilai dalam angka yang harus dipahami oleh guru dan orang tua agar dapat diberikan pelayanan pendampingan atau pemulihan.

Tingkat stres tersebut antara lain:
  1. Meninggalnya orang tua – angkanya 100
  2. Orangtua bercerai - angkanya 73
  3. Orangtua berpisah – angkanya 65
  4. Orang tua bepergian untuk bagian dari dinas – angkanya 63
  5. Meninggalnya salah seorang famili terdekat– angkanya 63
  6. Menekan anak untuk berprestasi secara tak patut – angkanya 63
  7. Menderita sakit – angkanya 53
  8. Orang tua kawin lagi – angkanya 50
  9. Orang tua di PHK – angkanya 47
  10. Orang tua rujuk – angkanya 45
  11. Ibu pergi bekerja – angkanya 47
  12. Keluarga sakit – angkanya 44
  13. Ibu hamil – angkanya 40
  14. Mengalami kesulitan saat di sekolah – angkanya 39
  15. Menerima kelahiran adik baru – angkanya 39
  16. Sekolah baru atau guru baru –angkanya 39
  17. Kondisi keuangan keluarga bermasalah – angkanya 38
  18. Sahabat dekat menderita sakit – angkanya 37
  19. Memulai suatu kegiatan baru atau kegiatan diubah – angkanya 36
  20. Perubahan peringkat prestasi antarsaudara – angkanya 35
  21. Ancaman dan kekerasan di sekolah – angkanya 31
  22. Kemalingan barang pribadi --- angkanya 30
  23. Bergantinya tanggung jawab di rumah --- angka 29
  24. Perginya Abang dan Kakak Perempuan dari rumah – angkanya 29
  25. Bermasalah dengan Kakek Nenek – angkanya 29
  26. Menjadi anak yang berprestasi – angkanya 28
  27. Pindah dari suatu kota ke kota lain --- angkanya 26
  28. Pindah dari suatu tempat ke tempat lain – angkanya 26
  29. Menerima atau kehilangan hewan peliharaan – angkanya 25
  30. Kebiasaan yang diubah – angkanya 24
  31. Bermasalah dengan guru – angkanya 24
  32. Diubahnya waktu di penitipan/bersama pengasuh – angkanya 20
  33. Pindah ke rumah baru – angkanya 20
  34. Pindah ke sekolah baru –angkanya 20
  35. Diubahnya kebiasaan bermain – angkanya 19
  36. Liburan bersama keluarga – angkanya 19
  37. Teman baru – angkanya 19
  38. Liburan/ berkemah --- angkanya 17
  39. Berubahnya Jam tidur – angkanya 16
  40. Berubahnya anggota keluarga --- angkanya 15
  41. Berubahnya waktu makan – angkanya 15
  42. Berubahnya siaran teve yang biasa ditonton – angkanya 13
  43. Saat merayakan hari ulang tahun – angkanya 13
  44. Dihukum karena bicara bohong --- angkanya 11

Rabu, 24 Mei 2017

Program USAID PRIORITAS di Humbang Hasundutan (Humbahas) telah berakhir

DOLOKSANGGUL, HUMBANG HASUNDUTAN - Program USAID PRIORITAS di Humbang Hasundutan (Humbahas) telah berakhir. Acara Penutupan Program USAID PRIORITAS di kabupaten  Humbang Hasundutan  yaitu dengan Penyerahan piagam penghargaan kepada Bupati Humbanghasundutan, DPRD Humbang Hasundutan, kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Humbang Hasundutan, sekolah dapingan USAID PRIORITAS Sebanyak 16 SD/MI dan 8 SMP/MTs dan fasilitator daerah (fasda) tingkat SD dan SMP, acara tersebut dilaksanakan pada Rabu, 17 Mei 2017 bertempat di Hotel Grand Maju Hotel Doloksanggul


FOT0 bersama FASDA SD dan SMP setelah mendapat piagam penghargaan dari USAID PRIORITAS

Kegiatan penutupan USAID Prioritas di Humbang Hasundutan. Guru dan siswa SDN 173403 SIRISIRISI melakukan Kegiatan presentase (Testimoni) dilakukan oleh Guru dan siswa SDN 173403 SIRISIRISI.
SDN 173403 SIRISIRISI melakukan Kegiatan presentase (Testimoni)


Selama ini  USAID Prioritas di Humbang Hasundutan telah menerapkan pembelajaran aktif (active learning). Sebanyak 16 SD/MI menerapkan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Sedangkan 8 SMP/MTs telah menerapkan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL). Rich Dunfive Simamora, SPd - FASDA Pembelajaran SD

PAUD TUNAS BARU "Bermain Sambil Belajar"

Bermain Sambil Belajar
Oleh. Rich Dunfive Simamora, SPd : Penyelenggara PAUD Tunas Baru Aeklung, Kec. Doloksanggul, Kab. Humbanghasundutan.

Dalam Penyelenggaraa pendidikan di Paud metode yang paling tepat digunakan adalah metode sambil bermain. Bermain adalah dunia kegembiraan pada anak. Selain memperoleh kegembiraan sianak mengenal dunia sekitarnya secara alami dengan kata lain bermain merupakan sarana belajar untuk mendapatkan pengetahuan, pembentukan watak dan sosialisasi.
Menurut para pakar Pendidikan Anak Usia Dini (0 -5 tahun ) adalah Usia Emas yang bsangat berpengaruh pada kepribadian anak, artinya perkembangan IQ, EQ dan SQ  berkembang sampai 80%.

Kesimpulan : Cara yang efektif dalam mendidik anak PAUD adalah pendekatan saat bermain apakah itu bermain secara pribadi, kelompok. Orang tua atau tenaga pendidik di PAUD penjadi teman bermain yang paling efektif mengarahkan anak berpikir dengan menggunakan Logika dan mengarahkan anak untuk membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik.

FOTO Penyelenggara, Guru dan Siswa PAUD Tunas Baru Aeklung, Kec. Doloksanggul, Kab. Humbanghasundutan




Markus  10 :14 
Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah